KONSEP WASATHIYAH: PENAFSIRAN ATAS QS. 2:143 DENGAN PENDEKATAN MA’NA CUM MAGHZA
DOI:
https://doi.org/10.59259/am.v2i1.19Keywords:
Wasathiyah, Hermeneutika Ma’na cum Maghza, QS. 2:143.Abstract
Islam Wasathiyah masih menjadi salah satu isu yang populer untuk dikaji dewasa ini. Isu ini berkembang sebagai counter atas semakin melunjaknya wacana radikalisme dan terosisme agama di tengah masyarakat. Wasathiyah sebagai konsep ajaran yang bertujuan untuk menghasilkan ummat yang memiliki sifat-sifat moderat dalam setiap lini kehidupan. Sifat-sifat tersebut misalnya tawasuth, tawazun, dan tasamuh. Oleh karena itu, artikel ini bertujuan untuk mengungkap konsep washatiyah dengan melakukan penafsiran terhadap QS. 2:143 berdasarkan tinjauan hermeneutika ma’na cum maghza. Kajian tersebut dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif berdasarkan paradigma dekonstruktivis. Peninjauan kembali penafsiran QS. 2:143 dilakukan dengan menggunakan analisis tekstual-literal (kajian gramatikal bahasa) yang dipadukan dengan analisis kontekstual (kajian historis mikro dan makro). Kedua tinjauan tersebut dilakukan untuk menemukan makna signifikansi fenomenal historis dan dinamis terhadap penafsiran QS. 2:143. Adapun sumber literatur yang digunakan adalah kitab-kitab tafsir, gramatikal bahasa, dan historis sebagai sumber data dalam kajian ini. Hasil temuan menunjukan bahwa QS. 2:143 wasahtiyah merupakan karakteristik dari agama Islam, agama yang tidak mengajarkan pemahaman-pemahaman yang ekstrimis. Pun Islam memberikan batasan tertentu terhadap pemikiran yang radikal dan liberal yang membiarkan akal bekerja lepas dari kontrol hati dalam praktiknya. Sehingga dalam hal ini wacana wasathiyah adalah untuk menunjukkan posisi Islam sebagai agama yang kaya akan metodologis serta memperhatikan sisi-sisi keseimbangan di dalamnya, tidak hanya dalam perilaku sosial, tetapi juga dalam praktik periberibadatan, berakidah, dan bermu’amalah.
											








